Beberapa waktu lalu gue pernah bilang kalau k-netizen itu memang brengsek. Selagi nulis itu gue sempat was-was dan takut kalo-kalo ada knetz yang ngebaca tulisan gue dan tersungging lalu mengumpulkan para knetz lainnya untuk menyerang gue. Memang sih bukan hanya gue yang ngomong begitu, tapi gue bukan orang yang suka mengkritik tajam atau memaki-maki dengan emosi tanpa alasan yang jelas.
Karena itu sama aja brengseknya dengan K netizen.
Mereka mah gitu orang nya ...
Tapi emang dasar Knetz gak ada habis-habisnya bikin gue risih. Bukan hanya saat mereka nge-bash bias gue aja, gue juga ngerasa iba sama artis-artis lain yang hidupnya terganggu sama teror-teror k-ketz. Dan belakangan ini gue tambah geram dengan ulah mereka karena udah berani bikin keponakan gue nangis!
*Mirip baekhyun banget sih...* |
Sebenernya gue gak yakin netizen yang ngritik itu termasuk VIP atau bukan. Atau hanya anti fan yang cari akal-akal buat mengusik BTS yang lagi naik? Gue lebih dulu ngefans sama Big Bang daripada BTS, tapi gue gak lihat ada yang salah dari kejadian ini. Ya, di samping gue emang udah tahu kelakuan V yang emang-gitu-mah-orangnya, gue gak lihat adanya ejekan dari nyanyiin-lagu-sunbae-favoritnya-karena-lagi-seneng-dapet-tempat-pertama. Lagi pula mereka kan gak berhadapan langsung sama BigBang, tapi EXID. Ejekan dari mananya coba? Ah seriusan emosi gue.
Anyway... Ditengah masa-masa neraka karena BigBang comeback 5 bulan berturut-turut yang artinya oh please kasian grup yang mau debut, kasian grup kecil yang mau comeback karena pasti bakal kelelep sama BB, tapi BTS sukses bertahan dengan comeback kali ini dengan ngeluarin MV I Need You.
Masih dengan line-up Jin, Suga, Rapmon, J-Hope, Jimin, V dan Jungkook (semoga tidak akan pernah berubah. Iya, gue sedikit trauma dengan perubahan2 member), konsep MV kali ini menurut gue beda dengan mereka yang biasanya. Tapi tetap masih menonjolkan kekuatan rap nya sang Rap Monster, ya karena grup ini memang terkenal dengan rap nya.
Jujur waktu gue nonton MV yang versi pertama ini, ada sesuatu yang beda. Malah kalau gue bilang sih biasa aja. Menurut gue loh ya... Karena mv ini full story line dan gak ada dance nya. Di samping itu konsep mv ini juga terlalu colorless dan halus, beda kaya misalnya mv Boys In Luv, Danger, yang walau gelap tapi tajam, atau N.O yang lebih terang, atau No More Dream yang colorful tapi underground gitu.
Kalau dari lagunya sih menurut gue tipe-tipe biasa-aja-eh-tapi-lama-lama-ngedengerin-enak-juga. Setelah gue lihat dancenya, seperti biasa BTS selalu memukai dengan koreografi yang kuat dan singkronisasi yang sempurna. Apa lagi liat video dance practicenya, keliatan banget gerakan mereka yang perfect. Walaupun di video itu sangat mudah kalau kalian mau menemukan Jin. Haha...
Lalu beberapa waktu lalu BTS mengeluarkan versi original dari MV I Need You yang rated nya 19+
Oke. No offense. Gue hanya mencoba tidak bias karena sejelek apapun MV dengan konsep joged-dalam-ruangan gue tetep cinta sama artisnya. Haha..
I Need You sebenarnya inti ceritanya adalah cowok yang menderita karena ceweknya. Dia ingin lepas dari penderitaan itu dengan mengharapkan si cewek pergi. Tetapi meskipun begitu, si cewek adalah segalanya buat dia dan dia membutuhkan si cewek walau tahu kalau si cewek akan membuatnya terluka. Ya... gitu deh. Penderitaan yang dialami si cowok ini diperankan oleh masing-masing member dengan latar belakang yang berbeda.
#1
Min Yoongi masih tergeletak di tempat tidurnya. Setelah ditinggal pergi pacarnya ia merasa kehampaan yang sangat dalam menyelimutinya. Perempuan yang selalu menemani hidupnya dan menemaninya tidur di sampingnya, kini telah menginggalkannya. Ia benci dengan perempuan itu, tapi apa daya, ia masih merindukannya dan masih menginginan perempuan itu di sampingnya, di samping tempat tidurnya.
Ia depresi akan perasaanya yang dilemma. Terbesit pikiran untuk mengakhiri penderitaanya dengan mengakhiri hidupnya. Yoongi benar-benar menyerah dengan hidupnya. Ia membawa bensin yang ia temukan di parkiran motel. Kemudian menuangkan bensin di kamarnya, di tempat tidurnya, tempat dimana masih ada bekas perempuan itu. Yoongi menyalakan lighternya dan menyaksikan kenangan terakhirnya bersama perempuan itu terbakar habis. Bersama dirinya.
#2
Jung Hoseok tidak ingin hidupnya tergantung pada setiap pil-pil yang ia telan setiap hari. Tapi mau bagaimana lagi, hanya pil-pil itu yang membuatnya tetap hidup sampai sekarang, dan juga seorang wanita yang sangat ia cintai. Bagai pisau bermata dua, bahan kimia yang sudah bertahun-tahun bersarang dalam tubuhnya itu bisa saja memiliki efek samping yang kapan saja bisa membunuh dirinya. Hoseok tahu itu. Ia juga tahu, wanita yang ia cintai sepenuh hati justru selalu membuat hidupnya menderita.
Hoseok ingin sekali hidup normal, ia ingin lepas dari obat-obatan yang selalu menyiksanya. Ia ingin lepas dari wanita yang selalu menyakitinya, membualnya dengan kata-kata manis, seakan-akan wanita itu benar-benar mencintainya. Ia ingin lepas dari semua itu, tapi tidak bisa. Karena ia membutuhkannya untuk hidup. Tapi persetan dengan hidup semacam itu. Jika hidup artinya menderita, ia memilih untuk mati. Ia berharap wanita itu memutuskannya, karena Hoseok yakin ia takkan mampu mengucapkan perpisahan dengan mulutnya sendiri. Hoseok meminta wanita itu memberikan hadiah terakhirnya yaitu kebebasan untuk terlepas darinya, kebebasan untuk tidak akan pernah kembali padanya. Dan akhirnya ia menelan semua racun itu bersama dirinya.
#3
Jeon Jungkook pernah bermimpi melakukan semua hal yang ia inginkan ketika bertambah dewasa. Menelusuri kehidupan malam, mencari jati diri di lingkungan baru, bertemu dengan gadis yang ia sukai. Semua itu kelihatannya menyenangkan saat Jungkook kecil membayangkannya. Tapi kenyataannya tidak. Kedewasaan berarti ia harus menanggung kehidupan yang lebih berat dan keras. Kehidupan yang kejam, orang-orang yang selalu menghakiminya, dunia yang tidak peduli dengan dirinya meski ia sering ditindas, gadis yang menjadi satu-satunya tempat pelarian yang kini mengkhianatinya.
Jungkook merasa dunia tak pernah berpihak padanya, merasa dirinya benar-benar menjadi pecundang. Benar-benar seperti Loser. Ia ingin menyanyikan Loser tapi takut orang-orang mengkritiknya, seperti yang terjadi pada kakaknya. Ia menjadi takut dengan dunia yang dipijaknya. Tak punya kepercayaan diri, tak punya tempat sandaran, karena gadis sialan itu justru membuatnya semakin menderita. Ia benci dengan gadis itu, ia benci dengan dunia, ia benci dengan dirinya. Dengan pikiran yang carut marut, Jungkook berjalan tak tentu arah. Persetan dengan orang-orang yang menatapnya dengan pandangan aneh, persetan dengan rasa sakit hebat akibat pukulan orang-orang tadi, dan persetan dengan mobil yang melaju kencang lalu menghantam tubuhnya. Persetan dengan semua itu karena akhirnya semua ini berakhir.
#4
Kim Taehyung tidak pernah membayangkan hidupnya berubah seperti ini. Dulu, ia adalah anak yang optimis, anak yang periang, anak yang selalu tersenyum untuk semua orang, meski orang-orang memanggilnya alien, ia memaklumi. Ya karena ia memang alien, ayahnya dari planet mato, emaknya dari planet exo, dan ia sendiri terlahir di planet bumi. Planet yang penuh dengan kekejaman para penghuninya. Planet yang berisi orang-orang yang mengkritik hanya karena ia sedang bahagia, orang-orang keji yang membuatnya kehilangan senyumnya. Kehilangan kebahagiaanya. Kehilangan gadis yang dia cintai.
Ya, gadis itu. Gadis yang pernah menjadi tatasurya dalam hidupnya kini meninggalkannya demi pria lain. Pria itu tidak lebih baik darinya. Taehyung tidak akan pernah lupa rasanya saat gadis itu mengkhianatinya. Yang membuatnya kini sangat membenci gadis itu. Namun tetap mencintainya. Kenyataan bahwa pria yang gadis itu temui selalu menyakitinya, membuat Taehyung tidak bisa meninggalkan sang gadis.
Kim Taehyung tidak pernah membayangkan ia menjadi orang yang seperti ini. Selalu menunggu di sekitar tempat gadis itu tinggal, hanya untuk memastikan bahwa pria itu tidak menyakitinya. Melampiaskan rasa benci terhadap dirinya sendiri pada sebotol alkohol. Ia benci dirinya karena tidak bisa meninggalkan gadis yang sudah menghancurkan hidupnya . Ia ingin menginggalkan kehidupan yang seperti itu. Ia ingin pura-pura tidak peduli pada gadis itu lagi.
Taehyung ingin melihat gadis itu untuk yang terakhir kalinya. Berharap gadis itu bisa bahagia bersama prianya. Tapi kenyataan yang dilihat matanya tidak seperti harapannya, pria itu menyiksanya lagi. Taehyung tidak bisa tinggal diam. Selama pria brengsek itu masih ada, hidupnya tidak akan tenang. Ia tidak akan pernah bisa melepaskan diri dari sang gadis. Taehyung berpikir bahwa melenyapkan pria itu menjadi jalan satu-satunya untuk terlepas dari kesengsaraannya. Ia membunuhnya.
#5
Kim Namjoon bukan orang yang mudah menyerah dalam hidupnya. Menggapai mimpi, menaklukkan hidup, dan beberapa pemikiran-pemikiran idealisme yang lain. Kim Namjoon adalah seseorang yang terpelajar. Ya, setidaknya dulu ia pernah jadi orang seperti itu, sebelum kehidupan tidak lagi berpihak padanya dan semuanya menjadi sulit. Sebelum kehidupan yang nyaman meninggalkannya, lalu ia kehilangan orang-orang yang ia cintai, bahkan wanita yang selama ini ia percaya juga mengkhianatinya.
Namjoon memilih bekerja untuk menyambung hidupnya. Bukan pekerjaaan seperti yang pernah dimimpikannya, pekerjaan layaknya orang-orang terpelajar lainnya. Ia bekerja di stasiun pengisian gas di pinggir kota. Orang-orang tidak ada yang mengacuhkannya, bahkan tidak menghargainya. Ia telah mencoba segala cara untuk keluar dari keterpurukannya. Bukannya berhasil, ia justru semakin jatuh dalam kesengsaraannya. Terlebih lagi wanita yang ia cintai tidak pernah mau mendengarkan perasaannya.
Untuk kesekian kalinya Namjoon melampiaskan kesendiriannya pada sebatang rokok yang selalu tergenggam di tangannya. Atau terkadang berbicara pada diri sendiri layaknya orang bodoh. Ia tak sadar jika hal itu justru membuat orang lain semakin merendahkannya. Persetan dengan kehidupannya. Persetan dengan kehidupan orang lain. Ia kemudian dengan brengseknya melempar puntung rokoknya di pom bensin. Yang artinya ia benar-benar mengakhiri hidupnya tanpa peduli lagi dengan orang-orang di sekitarnya.
#6
Park Jimin belum bangkit dari tempatnya sejak beberapa jam lalu. Ia masih memandangi foto di tangannya. Seorang wanita dan seorang pria. Pria itu adalah dirinya. Jimin harus menentukan kehidupannya pada selembar foto yang masih dipegangnya. Memori terakhir yang tertinggal sebelum ia memilih akan melenyapkannya atau menyimpannya. Jimin mencintai wanita itu dengan seluruh hidupnya. Ketika ia kehilangan wantianya berarti ia juga kehilangan hidupnya. Keputusannya bulat, bahwa ia akan menghapus memori bersama wanita itu dengan membakar kenangan terakhirnya.
Takdir memang tidak pernah memilih siapa yang akan dihinggapinya. Begitu pula Jimin, ia tidak pernah mengerti ketika sesuatu menghancurkan hidupnya, menjadikan ia begitu membencinya, ia tidak mengerti kenapa sesuatu itu haruslah wanitanya. Kenapa harus wanita itu. Jimin tidak bisa berbuat apa-apa kecuali membencinya. Ia membenci sesuatu yang tidak bisa ditinggalkannya.
Keputusannya untuk meninggalkan wanita itu berarti ia harus meninggalkan hidupnya. Jimin tahu itu sejak ia memutuskan untuk membakar foto terakhir bersama wanitanya. Ia membenamkan dirinya dalam bak air yang sudah siap menelannya dari tadi. Menenggelamkan semua memori bersama wanitanya, menenggelamkan semua kesengsaraannya, menenggelamkannya bersama dirinya.
#7
Kim Sukjin duduk sendiri di ruangannya, memegang 6 kelopak bunga lily putih yang ia jaga selalu. Meratapi kesedihan atas orang-orang terdekatnnya yang sudah tidak ada lagi di sisinya. Ia teringat akan masa-masa dulu. Ketika Min Yoongi, Jung Hoseok, Jeon Jungkook, Kim Taehyung, Kim Namjoon, Park Jimin dan dirinya masih bisa berkumpul bersama. Ia menyesali keputusan yang diambil keenam sahabatnya untuk meninggalkannya seorang diri di dunia ini.
Sukjin masih ingat wajah ceria mereka dahulu. Ketika senyum Taehyung masih selalu melekat di wajahnya tidak peduli ketika sedih maupun gembira, ketika Namjoon masih menjadi anak yang baik hati, ketika Jungkook masih selalu memandang dunia dengan optimis. Semua itu hanya menjadi kenangan untuk dirinya saja. Ia berharap keputusan yang diambil sahabat-sahabatnya adalah yang terbaik. Sukjin tahu bahwa mereka hanya ingin terlepas dari penderitaan. Keenam lily putih yang ada di tangannya kemudan ia tempatkan di bawah cahaya. Sebagai penghormatan terakhirnya, ia membakar kelopak-kelopak itu, berharap agar penderitaan sahabat-sahabatnya juga hilang bersama abu.
Andai saja mereka bisa kembali ke masa lalu, andaikan semua itu hanyalah mimpi. Andaikan tak ada yang namanya penderitaan. Andaikan mereka bertujuh bisa berkumpul bersama kembali tanpa ada rasa takut, depresi atau frustasi. Andai tak ada yang harus menjadi pembunuh, tak ada yang harus membakar dirinya di dalam kamar atau di tempat pengisian bahan bakar. Andai tidak ada yang harus menggantungkan hidupnya dengan obat-obatan atau menenggelamkan dirinya dalam air. Andai tak ada yang namanya kematian melainkan hanya tertidur saja.
Tapi semua itu hanya pengandaian dan Sukjin tahu semua itu sudah terlambat. Ia hanya bisa bangkit, seorang diri, untuk menjalani kehidupannya, melihat langit yang biru, dan mengubur dalam-dalam masa lalu keenam sahabatnya dalam hatinya. Karena suatu saat ia yakin, mereka semua bisa kembali bersama dan melanjutkan kehidupan yang bahagia.
--END--