=============================================
Cast
Choi Hyejae (OC)
Kim Jongin
Do Kyungsoo
Lee Hyukjae
최혜재, 김종인, 도경수, 이혁재
Genre
Romance
Language
IND
Author
Story & Art: Jay
Prev Chap >> Introduction
_1_Memories of Us_
13 Desember | Selasa, 15.45
S TV Broadcast Building
Hyukjae
"수고했읍니다! "
"Terima kasih telah bekerja
keras hari ini!" Ucapku pada staff dan PD-nim.
"Ah...EXO hwaiting!"
Akhirnya selesai
juga shooting pertama untuk comeback kali ini. Tunggu! Kenapa rasanya seperti
EXO yang baru akan comeback dan kami yang baru saja selesai encore? Yah,
pengalaman memang tak pernah berbohong. Tapi bagaimanapun juga, aku bangga
dengan hoobae-deul ku ini. Meski mereka hidup di masa-masa sejahtera. Dimana
Idol bukan sesuatu yang baru lagi, dan kau tidak perlu bersusah payah
mengenalkan citra Idol.
"Hyukjae sunbaenim!"
Ah, suara vocal
member memang tak menjamin setiap orang untuk menyukainya. Kau boleh membius
ribuan orang dengan karaktermu suaramu.
Tidak dengan ku. Tidak saat kau mulai akrab dengan Hyejae-ku melebihi diriku,
Kyungsoo-ya.
"Oh...Dio Dio. Ada sesuatu yang
sangat penting kah?"
Kau tak akan
memanggilku kalau seuatu itu hanya penting saja kan? Kita tidak sedekat itu.
"Eh...ya. Hyejae masih disini,
kan? Aku menyuruhnya untuk menungguku selesai shooting. Sepertinya akan sedikit
lama, mungkin hyung akan..."
"Aku juga akan menemuinya lagi.
Kau fokus saja untuk penampilan kalian nanti. Fighting, Oke! Dan jangan terlalu
sering lupa dengan gerakanmu! Aku pergi dulu"
Senior harus yang pergi dulu.
Lagipula aku tak akan meninggalkan kesan bahwa aku mengabulkan permintaannya.
Ck, anak itu...dia sudah baik dalam hal bernyanyi, kenapa dia juga harus baik
dalam hal dance juga. Kuharap dia tidak berpikir menjadi MC!
"Hyejae-ya!!!"
Aku mendapati Hyejae di ruang tunggu
EXO duduk dengan ekspresi gelisah. Tidak perlu kutebak, ia pasti merasa tidak
nyaman terutama jika harus bertemu... Jongin.
"Aigo-kaget!! Ah.. oppa!!!!"
Ohya? Tidak seperti orang kaget, lebih seperti orang
yang bertemu dengan malaikat penyelamatnya kurasa.
"Kenapa kau disini? Sejak kapan kau jadi fans
EXO? Kau sudah mau menghianati Super Junior hah?"
"Sejak kapan pula aku pernah bilang kalau aku
fans Super junior, oppa? hah? Lagipula aku hanya menunggu Kyungsoo,
disini".
Benar, dia bukan Fans kami. Dia bukan fans siapapun, kecuali...
"Oho.. bukan fans kau bilang? Lalu apa itu
semua hal tentang Choi Siwon? Hal tentang kau yang tak bisa berhenti menatapnya
jika orang itu didepanmu? Hal tentang kau yang tahu apapun tentang dirinya,
bahkan merayakan kedua hari ulang tahunnya? Dan kau datang bertemu kami hanya
jika ada Siwon disana...?"
"Diamlah! Aku datang untuk menemuimu... oppa.
Dan kenapa tiba-tiba kau jadi membahas ini?"
Baguslah ia masih seperti
Hyejae-ku.
"Kyungsoo sepertinya akan lama, dan ... akan canggung nantinya
saat mereka
semua kembali sedangkan aku sendirian disini. Kau mau menemaniku?"
Tanyanya seakan tahu suasana yang akan
dihadapinya nanti.
"Aku memang
datang untuk menemanimu, bodoh"
Dia tersenyum. Senyum yang hanya diberikan untukku.
Senyum yang berbeda dengan yang ia berikan untuk Siwon, dan berbeda dengan yang
biasa ia berikan untuk Kyungsoo. Senyum yang hanya menjadi milikku. Sudah lama
aku tidak melihatnya. Tidak sesering waktu dulu kita bersama. Sebelum aku
menjadi trainee dan sibuk menjalani
latihan. Kemudian debut dan sibuk menjalani kehidupanku sebagai seorang idola.
Aku, Lee Hyukjae. Oppa pertama
yang ia lihat sejak lahir. Keluarga kami memang dekat, bukan hanya karena rumah
kami yang bersebelahan. Appa dan eomma kami bersahabat. Bahkan noona yang
sangat menginginkan adik perempuan sudah menganggapnya adik sendiri. Yah,
hubungan kami seperti Yoon Yoonjae dan Sung Shiwon (응답하라,1997), bisa
dibilang. Tapi tidak seperti Shiwon yang menjadi fangirl. Aku tidak mengerti,
Hyejae tidak menyukai apapun yang berhubungan dengan idol.
"Hyukjae!!!"
"Ne? ... Apa!? Kau memanggilku apa?"
"오빠 오빠라고 불러봤는데
안들려? Aku sudah memanggil
oppa...oppa kau tidak dengar? Jangan berdiri saja disitu, duduklah!"
"Kau menyuruhku
atau memerintahku? Mau minum? Biar aku belikan cappucino."
"Keduanya! Tidak
usah. Terima kasih, Oppa masih ingat kesukaanku. Lagi pula Kyungsoo akan
mengajakku makan nanti. Aku akan pesan banyak, karena ini pertama kalinya teman
yang satu itu mentraktirku semenjak debut."
"Oh..."
anak itu lagi,
"Yak! Apa kau berkencan denganya? Kenapa kalian begitu akrab. Ini bukan saatnya anak-anak itu berkencan, hah! Baru satu album yang keluar, belum tentu mereka bisa bertahan lama kalau tidak bekerja lebih keras. Apa sajang-nim tau? Kalau sampai tau, maka kau ..."
"Yak! Apa kau berkencan denganya? Kenapa kalian begitu akrab. Ini bukan saatnya anak-anak itu berkencan, hah! Baru satu album yang keluar, belum tentu mereka bisa bertahan lama kalau tidak bekerja lebih keras. Apa sajang-nim tau? Kalau sampai tau, maka kau ..."
Saat aku menyadari,
Hyejae sudah menggerutu dan akan membunuhku dengan tatapan matanya. Gadis
kecilku selalu begitu saat aku menggodanya dengan hal-hal yang memang tidak ia
lakukan, dan itu selalu membuatku lepas dari pertahanan diriku. Seperti
sekarang.
"Oho, berterima
kasihlah padamu oppa saat kau meninggalkanku untuk menjadi trainee ke Seoul,
aku tidak punya teman lagi dan akhirnya Kyungsoo menjadi temanku. Dan jika kami
berkencan lalu menikah, akan kupastikan kaulah satu-satunya orang yang tidak ku
undang! ..."
Ah benar. Aku yang
meninggalkannya..
"Maaf."
Aku sudah tak tahan
lagi dan memeluknya erat-erat. Maafkan aku karna meninggalkanmu. Kalau kau tahu
hari-hariku menjadi trainee pun berat karna tak bisa menemuimu setiap hari.
Apalagi saat aku tahu kau pindah. Aku nyaris terbunuh karena merindukamu,
Hyejae-ah. Meski pertemuan kita kembali tidak seindah yang kubayangkan karna
kau bersama anak itu. Tapi terima kasih karna kau telah datang kembali untuk
menemuiku.
"Oo..oppa. Aa ku
masih ingin bernafas..."
"Oh maaf..." Aku melepasnya, dan
untuk beberapa saat suasana menjadi
canggung.
"Siapa biasmu di EXO?" Tanyaku saat
penampilan EXO di layar dimulai.
"Aku bukan fans mereka...oppa"
"Jawab saja."
"Kyungsoo?"
"Aku kira kau mengenal member lain. Apa hanya
nama itu saja yang kau ingat?"
"Hmm...Yifan gege? Dia orang paling tampan yang pernah kutemui. Kedua setelah
Siwon oppa tentunya. Hmm... Atau Joonie oppa? Dia juga manis. Meski banyak yang
mengatakan ia mirip Choi Siwon. Tapi tak sesempurna Siwon-ku."
Gadis ini memang tidak bisa memisahkan kata-kata
'tampan' dan 'sempurna' dengan kata
'Siwon'.
"Aku menyukai mereka semua kurasa, kecuali ...
"
Ia diam sejenak. Seperti tidak yakin akan
mengucapkan satu nama.
"...ah para maknae. Kau tahu kan oppa. Aku
hanya.. tidak suka seseorang yang lebih muda dariku."
"Jongin maksudmu?"
Sepertinya ia terkejut mendengar nama itu. Ya, aku
banyak mendengar dari para member. Terutama Yixing, karena aku lebih dekat
dengan dance member yang satu ini.
Kim Jongin memiliki perasaannya pada Hyejae-ku? Aku tidak tahu awal mulanya dan
aku tidak suka harus mendengar ini dari orang lain. Aku sangat mengenal Hyejae,
ia tidak akan memandang laki-laki yang umurnya lebih muda darinya sebagai ‘pria’.
Aku ingat saat ia bilang ia benci Taemin. Hanya karena usianya dua bulan lebih
muda darinya dan selalu ber-aegyo.
Tapi belakangan ini kebenciannya sudah teralihkan pada Jongin.
"Waah…Kris!!"
Tunjuknya pada layar, saat wajah Yifan muncul. Heh, dia mengalihkan topik. Tapi sudahlah, aku tak akan memaksa. Hyejae tidak akan membicarakannya jika ia benar-benar tak ingin membicarakan sesuatu.
Tunjuknya pada layar, saat wajah Yifan muncul. Heh, dia mengalihkan topik. Tapi sudahlah, aku tak akan memaksa. Hyejae tidak akan membicarakannya jika ia benar-benar tak ingin membicarakan sesuatu.
"Lihat. Kau jadi fangirl juga pada
akhirnya!" Godaku dan gerutu Hyejae sekali lagi.
#Memories_of_us Ends#
#Memories_of_us Ends#
=====================-_-==================