Pages

Jumat, 10 April 2015

K-Drama Pinocchio - Review


Bukan Recap atau Sinopsis per episode!


Apa yang pertama kali anda pikir setelah mendengar judul drama ini? Pinocchio. Pasti yang anda pikir adalah boneka kayu yang hidungnya bertambah pajang setiap kali ia berkata bohong. Sebenarnya gue sendiri juga berpikir seperti itu. Tapi ketika melihat poster drama yang keluar, gue ragu jika drama ini nantinya akan bercerita tentang Park Shinhye yang hidungnya tiba-tiba memanjang setiap kali berbohong. Ternyata memang tidak. Syukurlah.

Dari dulu gue memang bukan pecinta drama. Kalau bukan karena aktor, atau penulis, atau jalan ceritanya yang unik, gue males nonton. Asal tahu aja, gue belum pernah nonton Boys Before Flower yang sangat berjaya ketika jamannya dulu. Eh, itu sih karena gue udah pernah nonton Meteor Garden 1&2 (versi Taiwan) waktu SD dulu jadi udah nebak alur ceritanya.

Drama pertama yang gue tonton 7 tahun setelah Full House dan langsung suka waktu itu adalah Secret Garden. Gue suka karena jalan ceritanya (dan Hyunbin juga). Setelah itu gue jadi lebih sering nonton drama. Most of all, gue tertarik karena ceritanya. Kayak semisal King 2 Hearts yang itu daebak banget  karena ngebahas Korea Utara vs Korea Selatan, dan juga kisah cinta-putri-dan-pengawalnya-seperti-di-negeri-dongeng yang so sweet abis. Atau Ghost yang isinya tentang hacking, cyber-crime, dunia IT, yang sama sekali gak ada cinta-cintaannya, yes.

Selain karena ceritanya, gue menyukai sebuah drama juga karena penulisnya. Gue suka drama-drama yang dibuat sama penulis drama Secret Garden, kayak A Gentleman's Dignity sama The Heirs. Kenapa? Karena beliau bisa banget memainkan kata-kata di dalam dialog pemeran utamanya. Terbukti dengan kata-kata itu selalu jadi catchphrase yang selalu diingat. Dan itu menjadi ciri khas tersendiri bagi karakter pemeran utamanya.

Gue jarang sekali menyukai drama karena aktornya ganteng atau karena bias. Ini bener loh. Gue punya semua drama dan filmnya Choi Siwon, tapi cuma buat koleksi aja, belum semuanya ditonton (sebenernya karena susah fokus aja ke jalan cerita, justru fokusnya ke bang won yang aduh ganteng banget). 

Ketika gue akhirnya nonton Pinocchio karena penasaran, baru episode pertama aja udah dibikin sebel sama drama ini. Wae? Karena ceritanya fokus pada dunia pers atau media dengan segala seluk beluk permasalahan serta permainannya. Kenapa gue sebel? Karena drama ini mengingatkan kita pada media Korea yang emang brengsek. Dan kebrengsekan itu ditambah dengan netizen sana yang kayak kadal binal.

Tapi gue tetep nonton, karena ini dramanya Lee Jongsuk. Pria tampan yang tinggi dan putihnya kampret bingitz. Siapa coba yang gak mau nonton Lee Jongsuk?





Kisah berawal dari sebuah keluarga yang dulunya hidup tentram dan damai, kemudian hancur akibat pemberitaan media yang salah memberitakan tentang kecelakaan yang di alami oleh Sang Ayah yang merupakan seorang ketua tim pemadam kebakaran. Kecelakaan itu awal mulanya karena seorang pegawai yang mengira di dalam gedung masih ada korban yang terjebak sehingga Ki Hosang (Sang Ayah, bukan paranormal) memerintahkan anak buahnya menyusuri gedung untuk mencari korban. Kekhawatiran anak buahnya jika gedung itu bisa meledak ternyata benar-benar terjadi dan menewaskan sembilan orang petugas pemadam kebakaran. Tetapi korban tewas itu tidak termasuk ketua tim, Ki Hosang, karena jawadnya belum ditemukan.

Sang pegawai gedung, setelah tahu bahwa ternyata anak buahnya lah yang menyebabkan kecelakaan, justru memberikan kesaksian palsu bahwa ketua tim Ki Hosang yang memaksa anak buahnya masuk gedung padahal sudah tidak ada orang. Keraguan masyarakat dan keluarganya bahwa Hosang masih hidup atau tidak terpecahkan ketika seorang Pinocchio melihat sosok Hosang dan menyebabkan masyarakat menyalahkan Hosang atas penyebab kematian ke-9 petugas. Padahal yang dilihatnya adalah orang lain. Namun karena ia penderita Pinocchio yang tidak bisa berbohong, semua orang mempercayainya.

Adalah seorang reporter MSC yang sangat manipulatif dalam memberitakan kasus, Song Cha Ok, yang telah membuat pemberitaan yang memojokkan Ki Hosang dan keluarganya. Akibatnya masyarakat mencerca dan membully keluarga Hosang. Anak tertua mereka, Ki Jaemyung berusaha memberikan interview untuk membuktikan ayahnya tidak bersalah. Tetapi berita yang ditayangkan setelah diedit oleh Song Cha Ok justru membuat keluarga mereka seperti tidak peduli dengan korban dan hanya menginginkan ayahnya hidup. Karena pemberitaan ini sang Ibu dan anak kedua, Ki Hamyung, bunuh diri.

Ki Jaemyung mengira Ibu dan adiknya sudah mati. Ia menaruh dendam yang sangat besar pada reporter Song Cha Ok. Sedangkan Ki Hamyung ternyata masih hidup karena ditemukan oleh seorang kakek-kakek yang tinggal di desa, dan mengadopsi Ki Hamyung menjadi anaknya, dengan nama Choi Dalpo, seperti nama anaknya yang hilang dulu. Sang kakek itu ternyata memiliki anak, Choi Dalpyeong yang ternyata mantan suami Song Cha Ok, dan cucu perempuan yang seumuran dengan Hamyung bernama Choi Inha.

Hamnyung memulai hidup baru sebagai Dalpo, bersama Ayah angkat, Adik angkat yang mungkin hampir seumuran dengan ayahnya, dan ponakan angkat yang seumuran dengannya. Dalpo membenci Inha setelah ia tahu bahwa Song Cha Ok adalah ibu Inha. Semakin tumbuh besar, Dalpo semakin menyukai Inha, tetapi ia tidak bisa membiarkan itu terjadi karena masa lalunya dan tetap melanjutkakan hubungan sebagai paman-keponakan. 



Inha ingin menjadi reporter setelah ia melihat Dalpo muncul di acara kuis di TV untuk membuktikan fitnah terhadap dirinya, bahwa sebenarnya ia bukan anak bodoh. Setelah mereka pindah ke Seoul, Inha berapa kali gagal menjadi reporter, dan yang terakhir ia gagal dalam test di MSC yang diuji oleh ibunya sendiri. Inha tidak bisa jadi reporter karena ia mengidap Pinoccho, dimana ia akan cegukan jika berbohong. Dalpo yang bekerja jadi supir taksi, bertekad menjadi reporter juga karena ia ingin membalas dendam pada Song Cha Ok.

Kehidupan selanjutnya setelah keduanya menjadi reporter adalah bagaimana ia dapat membersihkan nama ayahnya karena pemberitaan tentang ayahnya 13 tahun lalu yang ternyata tidak bersalah setelah jasadnya sudah ditemukan. Bagaimana ia bisa menjatuhkan Song Cha Ok untuk membalaskan dendamnya. Bagaimana ia menghadapi kenyataan bahwa setelah sekian lama ia bertemu dengan kakaknya Ki Jaemyung, ternyata kakaknya sudah menjadi pembunuh dan menghabisi nyawa orang-orang yang membuat ayahnya difitnah.


Permainan media pers dan betapa mengerikannya sebuah pemberitaan media dapat menghancurkan hidup seseorang bahkan sebuah keluarga, terpampang nyata disini. Memang sih, drama-drama Korea itu tidak sepenuhnya drama, tetapi sedikit banyak diambil dari situasi yang benar-benar nyata. Drama-drama yang menceritakan kisah hidup selebritis di balik kamera contohnya, memang tidak jauh beda dari kehidupan aslinya. Tak jarang pula drama seperti itu menceritakan bagaimana selebriti atau public-figure menghindari media untuk mencegah pemberitaan negatif dari media. Karena jika media sudah memberitakan hal yang negatif, dan masyarakat mempercayainya, bisa hancur karir maupun kehidupan sang public figure itu.

Tau sendiri lah K-netizen itu kalo muji ya muji minta ampun, kalo mengkritik ya ngritiknya minta ampun.

Gak heran seleb di sana banyak yang stress.

Saat gue nonton episode pertama sampai keempat, kelima, pikiran gue memang masih dipenuhi pikiran-pikiran kotor tentang kebrengsekan media dalam mempermainkan opini masyarakat yang bisa menentukan hidup dan mati seseorang. Seakan kita menonton berita adalah sebuah adegan yang sudah disetting sedemikian rupa. Sebenarnya bukan hanya di Korea saja, media pers di negara kita pun tak kalah brengseknya. Apalagi kalau sudah menyangkut masalah politik. Media pers yang 'dibeli' suatu pihak guna membangun pencitraan bukanlah hal yang baru. Pers bisa disuap untuk menutup-nutupi suatu kasus, pengalihan isu, bahkan untuk menjatuhkan kubu lawan politik semua bisa terjadi. Brengsek kan?

Udah ah kenapa jadi gak nyambung.

Intinya, semakin gue nonton drama ini ke belakangnya, agak sedikit ada perubahan mindset gue tentang pers. Saat Choi Inha sebagai reporter pertama yang mengidap pinocchio, ia tidak tahan saat ditugaskan untuk memberitakan jalanan licin, karena harus mengambil gambar orang-orang yang jatuh terpeleset tanpa boleh menolongnya. Ini yang membuat gue bertanya-tanya dari dulu, kenapa reporter kalau lagi memberikan suatu berita kesusahan gak nolongin aja.

Kenapa reporter gak boleh nolongin orang-orang yang terpeleset di jalan dan hanya diam berdiri mengamati? - Kata Choi Inha

Pekerjaan reporter adalah mengamati. Memberitakan apa yang kita amati adalah tanggungjawab kita. Memberi tahu apa yang kita lihat agar masyarakat melihat, agar Presiden melihat, agar dunia melihat apa yang kita lihat. Sehingga mereka bisa memberikan langkah yang tepat untuk menyelesaikan masalah. Kalian hanya menolong beberapa orang, selagi bisa menolong jutaan orang. - Jelas Kapten Kim

Kira-kira begitu.



Judul Pinocchio diambil karena menceritakan tentang perjuangan pemeran utama cewek Choi Inha (Park Shinhye) yang mengidap sindrom Pinocchio, dimana ia akan cegukan setiap kali mengatakan kebohongan. Hal ini menyebabkan Inha tidak bisa menjadi reporter yang digambarkan harus memiliki 'skill' berbohong. Sindrom Pinocchio sendiri bukanlah penyakit nyata atau dengan kata lain hanya rekayasa.

Tapi menurut gue cerita ini malah lebih berat ke kisah hidupnya si Ki Hamyung (Lee Jongsuk). Setiap kasus apa-apa dihubungkan dengan kejadian 13 tahun yang lalu. Ya emang inti ceritanya sih. Tapi kalau setiap ngomong ujung-ujungnya 'seperti 13 tahun yang lalu' capek juga ngedengerinnya.

Ki Hosang (bukan paranormal), ayah Ki Hamyung (juga bukan paranormal apalagi dukun). Sekaligus ayah Gil Raim, sekaligus Gap Dong! Iya! Dia GAP DONG!

Chemistry Park Shinhye dan Lee Jongsuk juga gak awkward-awkward banget kayak sama Lee Minho. Serius. Kalo di The Heirs gue lebih klop chem-nya Shinhye Woobin, daripada Shinhye Minho.




Ngelihat gambar pertama dan terakhir, gue jadi inget kisah masa lalu Lee Jongsuk dan Kim Woobin. Waktu Jongsuk masih mencintai Kim Woobin. Sebelum Woobin patah hati karena Jongsuk menghancurkan mimpinya, dan akhirnya tobat ia mengejar-ngejar Park Shinhye, anak miskin yang sekolah di SMA elit. Tapi pada akhirnya Shinhye malah jatuh cinta dengan Jongsuk! Ini baru cinta segitiga beneran.


Masa lalu....
(Itu foto dari Dispatch bro, Media spesialisasi dating selebriti, OMG)

Tapi Jongsuk tidak bisa menerima Shinhye. Selain karena ibu Shinhye yang menyebabkan keluarganya hancur, ia juga tidak bisa memungkiri perasaannya jika ia masih mencintai Woobin. Jelaslah... karena Kim Woobin adalah idaman setiap pria.

Woobin... Such a lucky guy.



Akhirnya gue sudah tamat menonton drama ini marathon selama 3 hari. Jalan ceritanya tidak begitu membosankan sih. Penulis ini mungkin suka dengan cerita yang realistis dan masalah yang serius. Belum nonton juga sih I Hear Your Voice. Dan gue cukup terkejut dengan munculnya Leejoon sebagai cameo. Sesuatu banget gitu ngeliat dia ngerokok.

So, that was what I think about this drama. Masih banyak film yang pengen gue tonton tapi susah cari downloadanya gak ada waktu luang. Filmnya Siwon, Chanyeol, Luhan, Lay, Tao... aahh... film D.O yang Cart aja belum gue tonton padahal udah punya. Belum lagi drama yang pengen gue ikutin, tapi masih belum mulai syuting. Orange Marmalade, Lets Eat 2, dan banyaak!

Aigoo..Sesange! 

Idup gue hanya disibukkan sama nonton filem.


Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar